Ini Pernyataan Sikap PNWP Fraksi Meepago Soal Pemekaran Provinsi Papua Tengah - KERITPOST | Mengulas Informasi Secara Fakta dan Objektif

Breaking

Ini Pernyataan Sikap PNWP Fraksi Meepago Soal Pemekaran Provinsi Papua Tengah

Ils. Umagy
Nabire, KERITING POST | Melalui media sosial Facebook Perlemen Nasional West Papua (PNWP) Fraksi Meepago melaporkan kepada awak media KERITPOST pada Rabu (03/07/2019)  waktu setempat bahwa pihaknya menolak keras isu pemekaran provinsi Papua tengah dan meminta berikan Hak Penentuan Nasib Sendiri sebagai Solusi Demokratis Bagi Rakyat Bangsa Papua Barat.

Berikut pernyataan sikap yang diterima media ini.
Pamflet penolakan Pemekaran Provinsi Papua Tengah
 (Sumber fhoto : Duk. PNWP Fraksi Meepagao)

PERNYATAAN SIKAP

Atas dasar klaim Pemerintah kolonial Indonesia terhadap  teritorial west  Papua  dalam Integritas kedaulatan   Indonesia yang  benar benar tidak melegitimasi pembenaran hukum terhadap fakta sejara yang dimanipulasi Tahun 1960an  silam. kini  Menjadi alasan utama pemerintah Indonesia (colonial dan kapitalis) dalam Mengisolasi dan mengkontruksi West Papua sesuai dengan semauanya Penguasah (colonial dan Kapitalis)  lewat berbagai proyek yang lontarkan dari Jakarta untuk Papua. yang faktarnya, jauh dari harapan dan realitas Objektif. apalagi menyentuh terhadap subtansial Persoalan status Politik yang menjadi akar Problem pembantaian dan eksploitasi Tanah dan umat manusia  di West Papua.

Terutama Target Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOP) Provinsi Papua Tengah yang di dorong dari Perasaan Napsu Kehormatan, Kedudukan, Kekuasan oleh Elit oligarki local (Gubernur, DPRP/DPRD, MPR dan Bapati Bupati di wilayah Meepago) sampai elit oligarki Nasional  (Jokowi JK) dan jajarannya yang selama ini berdansa diatas Pangun Penderitaan dan kemiskinan. Jelas jelas  Kebijakan  Politik Kolonial ini merupakan cerminan dari  Proyek Kemanusian dan Pemusnaan ‘ala Indonesia’ yang di alamatkan aparatus Negara colonial (Penjajah)  Terhadap Rakyat Papua Barat. yang  selamat ini hidup dibahwa Ketiak bau Busuk colonial Indonesia (penjajah)  yang membiarkan rakyat tinggal hanya meratapi penderitaan dan Pembataian yang berkepanjangan.

Tidak lain, Proyek Pemekaran daerah Otonomi Baru (DOP) Provinsi Papua Tengah adalah rumah bagi Penguasah yang akan melahirkan dampak negatif yang luar biasa bagi tanah air dan rakyat Papua Barat. mulai dari pengurasan sumber daya alam (SDA) Papua oleh jejaring korporasi global dan nasional yang direstui negara. Tanah dan kawasan potensial milik masyarakat adat Papua diambil alih atas nama pembangunan dan investasi di sektor pertambangan, kehutanan, pertanian hingga perkebunan sawit dalam skala raksasa berbasis pemukiman kaum pendatang, semisal transmigras dan sebagainya.

hadirnya Aroma Proyek Pemekaran juga, menciptakan kebijakan politik pembangunan yang bias kaum pendatang. Hasilnya memicu migranisasi spontan yang tak terkendali di Tanah Papua. Akibatnya terjadi dominasi kaum migran atas fasilitas dan layanan publik, serta dominasi sumber-sumber penghidupan ekonomi lokal. Geliat ekonomi pasar (kapitalisme) di Tanah Papua dan berkembangnya kawasan pusat pembangunan baru pun dengan cepat menggusur pribumi Papua dari atas tanahnya hingga mereka kehilangan eksistensi diri. 

Selian itu, upaya  Pemekeran Juga membuka akses bagi aparatus Negara (TNI, PORLI) yang berwatak represif, arogansi dan reaksioner yang berpeluang menimbulkan  terhadap  ladang pembantaian, pembunuhan secara sistematik dalam bentuk, kriminalisasi, Penangkapan, pemenjaraan, pemerkosaan. Dan di tembak mati terhadap orang papua. termasuk pembumkaman ruang demokratis terhadap gerakan gerakan Papua dan ruang bagi akses jurnalis asing dan nasional dalam mengambil informasi berdasarkan realitas objektif yang factual di kubur habis habis.

Rakyat Papua Barat Sudah tidak lagi percaya  Kependudukan Indonesia atas Papua! Bagi Rakyat Papua, Indonesia adalah Negara kolonialis (Penjajah) terhadap Tanah dan Orang Papua. Keberdaan Indonesia di papua hanya   berkepentingan untuk Mebunuh Orang Papua, Menguras sumber daya alam SDA Juga  berperan menjaga instrumen Politik colonial dan kapitalis. juga   pendukung. segala perangkat pemerintahan, hukum, pendidikan, kebudayaan, ekonomi, media, hingga institusi bersenjata (TNI/Polri) merupakan  penyokong ideologi dan nasionalisme Indonesia dalam menjaga ‘status quo’ penindasan dan eksploitasi atas tanah west Papua.

Sudah Saatnya Indonesia  terbuka terhadap semua ilusi semu yang di bangun di Papua. Makota Pemekaran Jangan Menjadikan alat Persembunyian dan Propoganda  Pemerintah Klonial dalam menutupi diri dibalik Gerbang Kejahatan Kemanusian di Papua. Terutama status Politik West Papua yang di manipulasi sebagai bentuk pelangaran hak hak asasi asasi manusian atas keberlagsungan Hidup orang papua. Lalu Paket daerah otonomi baru (DOP)  seakan akan dijadikan jawaban terhadap  akar masalah di  Papua. Selama  orang Papua bersama Indonesia tidak butuh dan tidak mengiginkan  segala perangkat  Pembagunan Insprastruktur, kesejatraan, Pemekaran, Otsus, UP4B, Trasmingrassi dan sebagainya dalam  Negara colonial (penjajah). Rakyat Papua Memperjungkan dan  mengiginkan Indonesia mengakui Papua sebagai sebuah bangsa yang sudah Perna  merdeka dan Berhak Menentukan Nasib Sendiri diatas Tanah air west Papua.

Maka, Atas nama Kemanusian dan atas Nama harkat dan martabat bangsa West Papua. Perlemen Nasional West Papua (PNWP) Fraksi Mepago sebagai lembaga Politik Bangsa Papua Barat menyatakan sikap Penolakan Tegas:

1. Menolak Daerah Otonomi  Baru (DOP) Pemekaran Provinsi Papua Tengah.

2. Menolak  Rencana kesepakan Bupati Bupati Meepago,DPRP/DPR dan Jajaranya untuk Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOP) Provinsi Papua Tengah.

3. Mendukung Aksi ‘SOLIDARITAS MENOLAK PEMEKARAN’ dan aksi- aksi Lainnya dalam Penolakan Berdirinya Provinsi Papua Tengah.

4. Cabut UU Nomor 45/1999 tentang Pemekaran Provinsi Papua menjadi tiga Provinsi yaitu: Provinsi Papua, Papua Tengah dan Papua Barat dan UU Nomor 5/2000.

5. Menolak Paket Otsus, UP4B, Pemekaran, Transimingrasi dari Tanah Papua
6. Tarik Militer Organiki dan Non Organik Dari Nduga dan seluruh Tanah Papua.

7. Mendukung UlTIMATUM Perang TPN-PB Nduga dalam Merebut Kedaulatan Politik Rakyat Bangsa Papua Barat.

8. Mendukung Agenda Mogok Sipil Nasional KNPB sebagai Bentuk Penolakan dan Perlawanan Terhadap Berbagai Paket colonial Terutama Proyek Pemekaran.

9. Cabut Resolusi PBB 2504. Yang membenarkan status keenndudukan Indonesia di Tanah  Papua dengan Segela Kepentingan.

10. Hak Menentukan Nasib Sendiri sebagai solusi Demokratis Bagi Rakyat Bangsa Papua Barat.

Demikian Pernyataan Sikap Tegas Ini kami sampaikan sebagai bentuk penolakan kependudukan Indonesia dengan segela Perangkat Kepentinganya. Kami ucapakan terimakasi. 

                                  Tanah Air, 02 Juli 2019


 Menggetahui
Perlemen Nasional West Papua (PNWP)
FRAKSI Meepago

                                     Ketua 

                             Frans Nawipa     


                               Sekertaris      
                             
                              Agus Tebai

Tembusan:

Perlemen  Rakyat Daerah (PRD) Paniai 
Perlemen Rakyat  Daerah  (PRD) Deiyai 
Perlemen Rakyat Daerah (PRD) Dogiyai 
Perlemen Rakyat  Daerah (PRD) Teluk Cenderawasi Nabire
Perlemen Rakyat Daerah (PRD) Intan Jaya 
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Paniai
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Deiyai
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Dogiyai
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Teluk Cendrawasih  Nabire
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Intan Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar