Yulius Mote (mati tempat) yang ditembak Polisi Indonesia pada (21/05) di Wagete Deiyai. |
Deiyai, KERITING POST | Setelah kasus Oneibo di Deiyai-papua pada 1 Agustus 2017 berlalu, muncul lagi Kasus Deiyai berdarah jilid kedua tepat di SMP YPPK Wagete Deiyai Pada petang waktu setempat.
Datangnya kasus ini, aparat gabungan TNI-POLRI menewaskan dua orang pemuda asal Deiyai dengan Senjata Negara.
Berdasarkan laporan langsung dari TKP yang baru diterima awak media hari ini (22/05) malam bahwa Polisi mewaskan 2 (dua) warga sipil Deiyai. Korban pertama atas nama Melianus Dogopia (kondisi kritis di RSUD Nabire), kedua Yulius Mote (Mati tempat) setelah peluruh masuk ditubuh korban.
Peluruh setelah dikeluarkan dari Tubuh korban di Deiyai. |
Kronologis yang baru diterima media sejak berita ini dinaikan adalah sebagai berikut :
Berikut Kronologisnya
Deiyai berdarah terjadi kembali tanggal 21/05/2019 di waghete, setelah kejadian di Oneibo.
Penembakan Polisi terhadap dua (2) pemuda atas nama;
1. Yulius Mote, kena peluruh di bagian kepala dan keteranganya meninggal dunia (Mati Tempat).
2. Melianus Dogopia kena peluruh di bagian paha dan larikan ke RSUD (kondisi kritis).
Penembakan itu membuat warga deiyai marah, sehingga masyarakat membakar kantor polsek waghete.
Masalah itu sudah memperbesarluaskan seluruh pelosok Daerah Deiyai, bahkan seluruh Papua, sehingga ada banyak BRIMOB dan TNI/POLRI dari Enarotali Paniai sudah terambur di kota waghete dan juga tadi pagi 2 maskapai pesawat terbang tiba di bandara Deiyai dan tumpahkan BRIMOB, TNI/POLRI dari Timika.
informasi melalui Via hanphone dari Deiyai, informasi ini sudah beritahu ke Kapolda sehingga, rencana hari ini beliau akan pergi menganangi masalah di Kab. Deiyai.
Adapun kronologis yang terjadi kemarin sore, ada tiga pemuda palang mobil lintas Paniai Deiyai, dan Deiyai Nabire, dan minta 10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) permobil, namun karena salah satu mobil tidak bayar, sehingga 3 pemuda tersebut merusakan kaca mobil, dan mobil tersebut lari ke polsek Waghete Deiyai. Pihak polisi tidak terima dengan Kejadian tersebut, sehingga polisi serbu dengan peluruh daerah waghete II tanpa memandang orang yang ada di sekitar situ.
Yulius mote adalah pemuda berumur 20 tahun yang tidak senjaga melewati daerah sekitarnya setelah mengantar penumpang ke Tigi Timur, namun karena Polisi begitu emosionalnya kurang kontrol sehingga, emosi mereka melampiaskan kepada pemuda yang lagi ojek.
Korban adalah Pemuda Ojek, bukan pemabuk.
Kesepakatan pihak korban pada pagi ini tanggal 22/05/2019, mayatnya akan dikuburkan di lapangan sepak bola waghete dan jikalau dari pihak kepolisian membarikan bantuan bahkan bayar kepala tidak akan terima.
Mayatnya sementara disemayangkan di halaman gereka Katolik Okomokebo.
Info Langsung dari komokebo Deiyai melalui Via Hanphone.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar